Wahai
kaula muda zaman now yang lebih banyak
mengisi waktu luang dengan menonton youtube dan scrool-scrool instagram. Kalian
pasti ingat betul bahwa beberapa waktu lalu banyak orang mengunggah video di
berbagai jejaring media sosial tentang “samyang challenge”. Itu loh tantangan
makan mie dari korea yang warna bungkusnya hitam-hitam manjah. Biasanya video
challenge itu berisi 2 orang atau lebih yang ditantang untuk memakan mie
samyang yang pedas. Daya tarik video tersebut tentu saja berasal dari reaksi
orang-orang yang kepedasan setelah memakan samyang. alih-alih kasian, justru
reaksi tersebut lah yang selalu di tunggu-tungu penonton.
Video
samyang challenge sendiri sangat viral di seluruh dunia sejak seorang pemuda
amerika untuk pertama kali nya mengunggah video samyang challenge ke akun
youtube miliknya. Tak disangka videonya tersebut berhasil di tonton jutaan kali
dan barulah setelah itu gelombang
samyang challenge menjadi booming di seluruh dunia. Sanking booming nya samyang challenge, melansir data dari
sharewise per tahun 2016 perusahaan samyang berhasil meraih pendapat bersih
dari penjualan samyang di seluruh dunia sebesar 203 miliar rupiah, Sebuah angka
penjualan yang terbilang baik.
Indonesia
yang dikenal dengan masyarakatnya yang mudah latah alias sering ikut-ikutan
juga terkena dampak “samyang effect” yang membuat hampir seluruh vlogger
indonesia pernah melakukan aksi samyang challenge yang di upload ke channel
youtube mereka masing-masing. Padahal jika di telisik lagi apakah benar samyang
sepedas itu?
Memang
jika melihat warna nya yang begitu merah dengan porsi gede dan di tambah dengan
setiap helaian mie nya yang begitu montok, maka wajar secara visual mie samyang
memang sangat mengiurkan mata. Hal tersebut yang membuat orang tidak berpikir
panjang untuk membeli samyang padahal secara harga untuk ukuran sebuah mie,
samyang terbilang mahal. satu bungkus nya di bandrol 16 ribu rupiah. Bandingkan
dengan mie lokal, dengan 16 ribu kita bisa membeli 8 bungkus indomie.
Karena
begitu banyak testimoni baik video dan curhat-curhat adek-adek gaul di
instagram, maka saya pun berinisiatif untuk mencoba membeli 1 bungkus mie
samyang yang di jual di sebuah minimarket. Dan setelah mencoba nya, saya merasa
kecewa. Ya kecewa karena rasa pedas yang selama ini banyak di katakan
orang-orang tidak cukup untuk menyentuh ekpektasi tingkat kepedasan samyang
dalam benak saya.
Setiap
orang memang memiliki selera berbeda, ada yang menyukai masakan pedas ada juga
yang tidak. Bagi orang yang tidak suka, rasanya wajar jika menurut mereka rasa
samyang memiliki sensasi pedas yang kuat. Tapi bagi yang tahan dan terbiasa
dengan masakan pedas indoneisa, maka bisa jadi mereka memiliki pandangan sama dengan
saya bahwa mie samyang yang dilabeli sebagai mie terpedas ini sama sekali bukan
apa-apa dan masih kalah jauh bahkan dari
jajanan rakyat sekelas seblak yang biasa di jual di pinggir-pinggir jalan. Lalu
jika demikian, kenapa mereka juga ikut-ikutan bereaksi lebay seolah-olah
membenarkan tingkat kepedasan samyang yang bukan main itu?
Pertanyaan
itu membuat saya berspekulasi bahwa bisa saja selama ini, reaksi ekpersif dan
lebay yang muncul dari mereka semata-mata hanya konsep yang di tujukan untuk memenuhi
ekpektasi penonton yang kadung percaya bahwa samyang adalah wujud mie pedas
yang kekinian. Semua di lakukan demi meningkatkan traffik pengunjung. Karena
jika secara blak-blakan para vlogger bilang bahwa mie samyang tidak begitu
pedas, maka video yang susah di buat dengan pengeditan berhari-hari akan
sia-sia ditinggalkan penonton.
Saya
meyakini bahwa dalam sebuah tayangan digital era now, baik lewat tv atau pun
internet tidak ada yang benar-benar unscript, semua memiliki stuktur dan alur
yang sudah di tentukan. impropisasi pemain turut andil dalam membentuk persepsi
bahwa tayangan tersebut apa adanya dan tanpa rekayasa. Maka penonton yang
melihat semakin percaya dan menerima ide tersebut begitu saja. saya juga yakin
bahwa kebayakan orang yang membeli mie samyang di pengaruhi oleh video-video
dan testimoni para vlogger dan selegram yang mereka lihat alias motif membeli
samyang sejatinya hanya ikut-ikutan trend yang tengah berkembang.
Kasus
samyang challenge ini sendiri pada dasarnya bukan sesuatu yang salah dan
boleh-boleh saja, namanya juga hiburan tidak usah terlalu serius dan kaku
dengan peraturan ini itu. Namun jika di telaah lagi, ada satu sisi yang bisa di
ambil dari booming nya samyang challange ini. Branding samyang dengan sengaja
atau pun tidak, telah berhasil menemukan cara yang sangat efektif dan ampuh
dalam mengenalkan dan menjual produk mereka pada masyarakat, sehingga akhirnya
samyang mendapatkan respon pasar yang
sangat baik. Hal tersebut tidak terlepas dari pemanfaataan kreatifitas kaum
milenial sebagai mediator pengenalaan produk samyang pada dunia. Strategi ini
jauh lebih efektif ketimbang menerapkan strategi pemasaran konvensional yang
memiliki hambatan yang cukup besar bagi sebuah produk asing untuk bersaing
dengan produk-produk dalam negeri yang lebih familiar bagi konsumen.
kelinci99
ReplyDeleteTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino