Sebuah pagi, 17 september 2006
Aku
berjalan dengan wajah sumringah, sambil membawa sebuah payung kuning yang aku
pegang dan sesekali aku ayunkan mengiringi langkah kaki ku. siswa siswa yang
lain memandang ku aneh, maklum saja. Sudah beberapa bulan ini hujan tak kunjung
turun meski mendung lebih intens muncul belakangan ini. tapi aku tidak
menghiraukan dan terus berjalan menuju kelas dengan semangat
“lo kenapa bawa payung hann..” tanya mira
tepat ketika aku baru saja memasuki kelas. aku hanya tersenyum kemudian duduk
di kursi ku
“15”
ucap ku singkat, aku mengeluarkan buku-buku dari dalam tas dan memasukannya ke
laci meja belajarku
“maksud
nya?” tanya mira bingung
“lo
orang ke 15 yang tanya kenapa gue bawa payung”
“dan
jawabanya?”
“karena
bawa payung=sunnah”
“hiss
lo..sudahlah!!” aku tersenyum melihat ekpresi mira yang sedikit kesal dengan
jawaban ku
“payung
itu dipake buat hujan, gitu aja pada gak tau, hehh”
“habisnya
lo aneh, ini kemarau kali, siapa juga yang bawa payung”
“iya deh,,eh lo lagi nyontek matematika ya?”
tanya ku iseng saat melihat mira yang sibuk sekali mencatat sesuatu dibukunya
“hhmm..”
“dari
siapa?”
“ahmad..”
“lo
nyontek dari si ahmad, dia ulangan matematikanya aja 40”
“ya
gak apa-apa lah, yang penting ngerjain, salah bener belakangan”
“gue
udah dong..” aku menyodorkan buku matematika ku dengan sukarela dan setengah
sombong
Mira
mendadak berhenti, dia berbalik dengan perlahan dan wajah misteriusnya muncul
“serius
lo” seketika mira berhenti menulis, matanya langsur berbinar dengan senyuman
begitu lebar di bibirnya
“beneran..”
ujar ku santai
plukkkk...!!! tanpa babibu mira langsung
melemparkan buku contekanya ke pemiliknya si ahmad yang tengah asik tidur di
atas meja.
“adaaawww”
rintih ahmad kesakitan
“haha
sorry mad, itu buku lo gue kembaliin”
“parah
lo, gak tau berterima kasih..” gerutu ahmad kesal, tapi kemudian dia tak menghiraukan
kelakuan mira dan memilih melanjutkan kembali tidurnya paginya
“udahlah abaikan..mana buku lo” mira langsung
merebut buku matematikaku . tanpa babibu dia menulis dengan kecepatan super,
benar-benar luar biasa.
“ih
parah jawaban si ahmad beda semua”
Aku
terkekeh, mira menghapus semua catatan yang ia contek dari ahmad dan menulis
kembali di halaman baru.
Sementara
itu aku mengeluarkan koran dari dalam tas ku. Bhinneka. Sebuah koran berita
lokal yang rutin terbit setiap hari. Aku perlahan membuka halaman demi halaman.
Yang aku tuju bukanlah halaman pertama yang biasanya berisi tajuk utama. Yang
aku cari berada di halaman 30. Rubik hiburan. aku menatap lekat dengan
pandangan haru saat melihat sebuah tulisan bertajuk “deru cinta dari timur..”
oleh : hanna rais, itu adalah aku!!. Melihat hasil karyaku terpampang dalam
media publik seperti Bhinneka, membuat emosiku memuncah, terutama karena ini
adalah tulisan yang ke 58 yang aku coba kirimkan ke bhinneka, namun barulah
saat ini akhirnya tulisanku berhasil di muat. Itulah kenapa pagi ini aku merasa
sangat bersemangat dan bahagia.
Tak
berselang lama kemudian bel masuk berbunyi, silih berganti teman-temanku yang
lain memasuki kelas memenuhi kursi mereka yang semula kosong. Para siswa di
kelasku memang memiliki budaya yang sedikit nyentrik, mereka punya semboyan
“pantang masuk sebelum bel” makanya, sejak pukul setengah 7 hanya aku, mira dan
si tukang tidur ahmad yang berada di kelas. kelas hanya akan penuh kalau ada PR
di jam pertama atau saat ada bocoran
tentang razia dari Osis. Selebihnya, mereka menyibukan diri berkeliaran di
kantin, lapang basket ataupun mengganggu penghuni kelas lain.
Diantara
yang masuk itu adalah doni, entah apa yang terjadi tapi hari ini dia datang
tepat waktu, biasanya dia sering kali terlambat, bahkan tak jarang dia baru
datang di jam pelajaran ketiga. Dia sempat-sempatnya menghampiri mejaku,
padahal mejanya berada dibaris paling kanan dekat pintu, sambil nyengir dia
memberikan sebuah bunga mawar merah dengan tangkai yang pendek, aku melihatnya
masam
“ini
bunga dari mana lagi..”
“hahhh
barusan gue ambil di depan kelas ipa 2..nih buat lo, sebagai pertanda rasa
sayang..”
Aku
hanya menggeleng kepala pasrah, doni hanya nyengir dan kembali ke bangku nya
dengan santai tanpa rasa malu,
“hhh..
itu anak kelakuanya makin aneh aja” ujar mira tak habis pikir
“gue
harus laporin sama pacarnya, biar tahu rasa..” aku menyimpan bunga mawar itu di
laci meja, sebelumnya sudah ada bunga melati, bahkan bunga kamboja yang sudah
mulai mengering, ia ambil dari sembarang tempat, pernah ia ambil bunga dari
depan kantor kepala bahkan dari gerbang dekat kuburan di kompleks sekolah, namun kali ini kelas IPA 1 yang jadi korban, entah
besok-besok darimana lagi dia ambil
Sesaat kemudian, risman
salah satu biang keributan di kelasku datang dengan tergesa-gesa
“ehh guys gawat si
bandros lagi kesini!!” dia memberitahukan sebuah pengumuman yang membuat seisi
kelas mendadak panik luar biasa
“apa..”
“gawat..”
“kampret..”
“mati guaa”
Semua tampak bergegas, raskim si bos sayur
yang berbadan tambun mengambil sebuah ember kosong hitam yang ada di sudut
kelas.
“woi woi..sini, taro
disini” perintah raskim, suasana menjadi riuh, semua silih berganti menaruh
barang-barang yang sebenarnya tidak boleh kami bawa saat sekolah. Dari mulai
sabuk tengkorak, parfume, lipstik, poster grup band yang tengah naik daun “unggu”,
sampai mp3 player jadul yang di bawa ahmad, meski tukang tidur, tapi saat
mendengar pak bandros datang, dia langsung melek dan ngacir cepat. Setelah itu raskim
sang collector langsung menyembunyikan ember tersebut dalam lemari kayu yang
biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan dan kebutuhan kelas, tak lupa ia
tutupi ember itu dengan lap kotor yang semula ditaro di depan pintu kelas agar
barang yang kami sembunyikan bisa selamat dan aman dari sidak mendadak pak
bandros
“rileks semunya, pada
buka buku, buat seolah-olah kita anak sholeh” ujar doni memberikan perintah. Dan
semua menuruti. Seisi kelas mendadak hening, suasana ini jelas sama sekali
bukan style kelas kami yang biasanya berisik seperti pasar dadakan. Bagaimana tidak,
di kelasku semua anak langganan BK bermukim, mereka beranak pinak menjadi
sebuah kaum elit dalam urusan peronaran di SMAN Budi Luhur. Kelas kami memang terkenal nakal dan
begajulan, seantero sekolah pun tahu, dan kami tidak ambil pusing.
Tak selang berapa lama Kemudian
pak bekti masuk kedalam kelas, sebenarnya nama asli beliau adalah bekti
Sudarjo, dia merupakan guru matematika
yang galaknya melebihi guru BK. Usianya 40 tahunan dan pak bekti ini telah lama
menjadi musuh para pembuat onar. Dia disebut bandros berdasarkan filosofi aneh yang
dibuat kaum pembuat onar, sebutan Bandros diambil karena bandros adalah minuman
tradisonal yang berwarna coklat keruh, warna coklat keruh menjadi simbol jika
berurusan dengan dia suasana akan menjadi runyam, keruh tidak ada harapan.
Sebenarnya filosofi tersebut sangat aneh dan tidak nyambung sama sekali, namun
karena banyak siswa yang ikut-ikutan memanggilnya dengan sebutan bandros, maka
nama itu menjadi sebuah julukan yang terpatri kuat dengan sosok pak bekti ini. sampe kami terkadang lupa
siapa nama asli dia sebenarnya
“pagi..!!” ucap pak bekti
dengan wajah dinginya. Matanya yang tajam di sertai kumis hitamnya yang lebat menambah
angker sosok dirinya
“pagi pak” jawab kami
serentak..
Matanya melihat ke
sekitar ruangan, mungkin ia asing dengan suasana kelas kami yang begitu tenang
tidak seperti biasanya
“begini dong, dikelas
harusnya tenang, tidak ada guru tetap belajar..”
“kita aslinya memang
rajin pak”
“iya pak bener bener..”
“sstt..baru aja di puji
udah ribut lagi..” wajahnya yang semula
tampak senang tiba-tiba muram, dengan matanya yang tajam memincing di bawah
kacamata yang ia pakai. kami kemudian berusaha untuk tenang agar kelas kembali
kondusif, setelah itu barulah pak bekti mau bicara kembali
“udah ributnya?? Kalau
sudah biar bapak bicara, hari ini bapak bawa siswa baru dan akan mulai belajar
di kelas ini...jadi mohon semuanya bersikap baik ya..”
“ayo masuk...”
Kami menanti murid baru
yang pak bekti panggil itu, beberapa siswa lelaki terlihat berdebar-debar,
mereka sudah berpikir jika murid baru itu adalah perempuan
“ih bukan awewe ey,
lalaki..” ucap tio dengan bahasa sunda nya yang kental, sangking penasaran ia
berusaha mengintip dari balik kaca jendela, namun karena jendela itu tidak bisa
dibuka, ia hanya berhasil melihat sedikit sosok yang berada di balik pintu
Tak berselang lama
kemudian, gagang pintu di buka, masuklah murid baru yang membuat kami sangat
penasaran. Murid baru itu ternyata seorang pria, dan dia tampan!! Dia cukup
tinggi, dan kulitnya putih, ia punya badan yang altetis untuk pria seusianya,
dan rambutnya hitam gondrong sebahu yang ia gerai begitu saja tanpa poni,
terlihat sedikit tidak rapih tapi disisi lain justru menambah aura maskulinya,
maka wajar saja para wanita berbisik dan senyum-malu, kehadiran murid itu
barangkali menjadi angin segar karena ada seorang pria tampan di kelas kami.
“si
anjing!!!!´tiba-tiba dewa yang duduk di sebelah dony mengumpat begitu keras, ia
tidak mengindahkan kehadiran pak bekti yang masih berdiri di depan kelas
“cari mati..!!”
“habisin aja!!”
Entah apa yang terjadi,
tapi situasi yang tadinya cukup baik berubah tidak kondusif, para pria terlihat
emosi ketika murid baru itu datang, mereka bahkan seperti sudah tahu siapa pria
yang berdiri di depan kelas, situasi tambah kacau ketika dewa terus-terusan
memprovokasi. Anehnya pak bekti justru terlihat tenang, dia seperti sudah
menduga ini akan terjadi dan kami para wanita menyakiskan situasi itu dengan
bingung dan takut
“heh ada apa ini?”
“enggak tau, serem
ih..” ujar mira padaku
“diam semuanya!!!”
“dewa kamu diam!!!”
“saya hukum semua kalo
tidak tenang!!”
Suara pak bekti tidak
di indahkan, dewa semakin menantang murid tersebut. Bahkan dia hendak maju
kedepan, tapi dony menahan sahabatnya itu, tanpa teriak atau melakukan apa-apa,
ia hanya menahan tangan dewa, dan entah apa yang terjadi dewa langsung menurut
dan duduk kembali ke kursinya. Ya diantara siswa lelaki lain, dony yang terlihat
tenang, dia tidak terprovokasi dan terus menatap murid baru itu, dan aku
menyaksikan hal yang sama, murid baru itu sama sekali tidak gentar meski ia
mendapat sambutan kasar dari para siswa pria, dia bahkan sempat tersenyum sinis
dan semakin membuat para siswa pria terprovokasi
“tenang semuanya..”
ujar doni berteriak!!
Mendadak semua hening,
hanya satu intruksi dari doni dan semua diam, mereka duduk kembali ke kursinya
meski emosi masih tergambar dari wajah mereka
“sudah tenang..??hheh?
“ pak bekti menghambil nafas, tampak lelah meski ia sedari tadi terlihat diam
tidak melakukan apa-apa
“ayo kenalkan dirimu..”
ujar pak bekti pada murid baru itu
Murid itu kemudian maju
satu langkah, ia melemparkan pandanganya kedepan, melihat situasi kelas dan
para siswa dan pandanganya terhenti pada dony , pada saat yang sama dony
melihat murid itu dengan pandangan penuh arti, sulit aku gambarkan, yang jelas,
ada sebuah emosi besar yang mereka tahan dan terpancar di kedua matanya
“kenalkan, gue reza
prayoga..”
Ia menatap langsung
dony, nada bicaranya seperti tengah menyapa teman lama, namun tidak ada
keramahan atau bahagia, ia berbicara seolah tengah memprovokasi. Di lain sisi,
doni menanggapi tak kalah dingin, menyilangkan kedua tanganya sambil tertawa
kecil, kemudian menatap murid baru itu dengan pandangan merendahkan. Riuh masih
muncul saat reza memperkenalkan dirinya, suasana semakin kacau, tapi kekacauan
itu sendiri tidak berhenti saat itu, paling tidak bagiku, sejak kemunculan
murid tersebut, hidupku berubah dan tak
sama lagi seperti dulu
kelinci99
ReplyDeleteTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino