Saturday 26 January 2019

Bukan Dark Knight: Dua Pria



Sebuah pagi, 17 september 2006

Aku berjalan dengan wajah sumringah, sambil membawa sebuah payung kuning yang aku pegang dan sesekali aku ayunkan mengiringi langkah kaki ku. siswa siswa yang lain memandang ku aneh, maklum saja. Sudah beberapa bulan ini hujan tak kunjung turun meski mendung lebih intens muncul belakangan ini. tapi aku tidak menghiraukan dan terus berjalan menuju kelas dengan semangat

 “lo kenapa bawa payung hann..” tanya mira tepat ketika aku baru saja memasuki kelas. aku hanya tersenyum kemudian duduk di kursi ku
“15” ucap ku singkat, aku mengeluarkan buku-buku dari dalam tas dan memasukannya ke laci meja belajarku
“maksud nya?” tanya mira bingung
“lo orang ke 15 yang tanya kenapa gue bawa payung”
“dan jawabanya?”
“karena bawa payung=sunnah”
“hiss lo..sudahlah!!” aku tersenyum melihat ekpresi mira yang sedikit kesal dengan jawaban ku
“payung itu dipake buat hujan, gitu aja pada gak tau, hehh”
“habisnya lo aneh, ini kemarau kali, siapa juga yang bawa payung”
 “iya deh,,eh lo lagi nyontek matematika ya?” tanya ku iseng saat melihat mira yang sibuk sekali mencatat sesuatu dibukunya

“hhmm..”
“dari siapa?”
“ahmad..”
“lo nyontek dari si ahmad, dia ulangan matematikanya aja 40”
“ya gak apa-apa lah, yang penting ngerjain, salah bener belakangan”
“gue udah dong..” aku menyodorkan buku matematika ku dengan sukarela dan setengah sombong
Mira mendadak berhenti, dia berbalik dengan perlahan dan wajah misteriusnya muncul
“serius lo” seketika mira berhenti menulis, matanya langsur berbinar dengan senyuman begitu lebar di bibirnya
“beneran..” ujar ku santai
 plukkkk...!!! tanpa babibu mira langsung melemparkan buku contekanya ke pemiliknya si ahmad yang tengah asik tidur di atas meja.
“adaaawww” rintih ahmad kesakitan
“haha sorry mad, itu buku lo gue kembaliin”
“parah lo, gak tau berterima kasih..” gerutu ahmad kesal, tapi kemudian dia tak menghiraukan kelakuan mira dan memilih melanjutkan kembali tidurnya paginya
 “udahlah abaikan..mana buku lo” mira langsung merebut buku matematikaku . tanpa babibu dia menulis dengan kecepatan super, benar-benar luar biasa.
“ih parah jawaban si ahmad beda semua”
Aku terkekeh, mira menghapus semua catatan yang ia contek dari ahmad dan menulis kembali di halaman baru.

Sementara itu aku mengeluarkan koran dari dalam tas ku. Bhinneka. Sebuah koran berita lokal yang rutin terbit setiap hari. Aku perlahan membuka halaman demi halaman. Yang aku tuju bukanlah halaman pertama yang biasanya berisi tajuk utama. Yang aku cari berada di halaman 30. Rubik hiburan. aku menatap lekat dengan pandangan haru saat melihat sebuah tulisan bertajuk “deru cinta dari timur..” oleh : hanna rais, itu adalah aku!!. Melihat hasil karyaku terpampang dalam media publik seperti Bhinneka, membuat emosiku memuncah, terutama karena ini adalah tulisan yang ke 58 yang aku coba kirimkan ke bhinneka, namun barulah saat ini akhirnya tulisanku berhasil di muat. Itulah kenapa pagi ini aku merasa sangat bersemangat dan bahagia.

Tak berselang lama kemudian bel masuk berbunyi, silih berganti teman-temanku yang lain memasuki kelas memenuhi kursi mereka yang semula kosong. Para siswa di kelasku memang memiliki budaya yang sedikit nyentrik, mereka punya semboyan “pantang masuk sebelum bel” makanya, sejak pukul setengah 7 hanya aku, mira dan si tukang tidur ahmad yang berada di kelas. kelas hanya akan penuh kalau ada PR di jam pertama atau saat ada  bocoran tentang razia dari Osis. Selebihnya, mereka menyibukan diri berkeliaran di kantin, lapang basket ataupun mengganggu penghuni kelas lain.

Diantara yang masuk itu adalah doni, entah apa yang terjadi tapi hari ini dia datang tepat waktu, biasanya dia sering kali terlambat, bahkan tak jarang dia baru datang di jam pelajaran ketiga. Dia sempat-sempatnya menghampiri mejaku, padahal mejanya berada dibaris paling kanan dekat pintu, sambil nyengir dia memberikan sebuah bunga mawar merah dengan tangkai yang pendek, aku melihatnya masam

“ini bunga dari mana lagi..”
“hahhh barusan gue ambil di depan kelas ipa 2..nih buat lo, sebagai pertanda rasa sayang..”
Aku hanya menggeleng kepala pasrah, doni hanya nyengir dan kembali ke bangku nya dengan santai tanpa rasa malu,
“hhh.. itu anak kelakuanya makin aneh aja” ujar mira tak habis pikir
“gue harus laporin sama pacarnya, biar tahu rasa..” aku menyimpan bunga mawar itu di laci meja, sebelumnya sudah ada bunga melati, bahkan bunga kamboja yang sudah mulai mengering, ia ambil dari sembarang tempat, pernah ia ambil bunga dari depan kantor kepala bahkan dari gerbang dekat kuburan di kompleks  sekolah, namun  kali ini kelas IPA 1 yang jadi korban, entah besok-besok darimana lagi dia ambil

Sesaat kemudian, risman salah satu biang keributan di kelasku datang dengan tergesa-gesa
“ehh guys gawat si bandros lagi kesini!!” dia memberitahukan sebuah pengumuman yang membuat seisi kelas mendadak panik luar biasa
“apa..”
“gawat..”
“kampret..”
“mati guaa”
 Semua tampak bergegas, raskim si bos sayur yang berbadan tambun mengambil sebuah ember kosong hitam yang ada di sudut kelas.

“woi woi..sini, taro disini” perintah raskim, suasana menjadi riuh, semua silih berganti menaruh barang-barang yang sebenarnya tidak boleh kami bawa saat sekolah. Dari mulai sabuk tengkorak, parfume, lipstik, poster grup band yang tengah naik daun “unggu”, sampai mp3 player jadul yang di bawa ahmad, meski tukang tidur, tapi saat mendengar pak bandros datang, dia langsung melek dan ngacir cepat. Setelah itu raskim sang collector langsung menyembunyikan ember tersebut dalam lemari kayu yang biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan dan kebutuhan kelas, tak lupa ia tutupi ember itu dengan lap kotor yang semula ditaro di depan pintu kelas agar barang yang kami sembunyikan bisa selamat dan aman dari sidak mendadak pak bandros

“rileks semunya, pada buka buku, buat seolah-olah kita anak sholeh” ujar doni memberikan perintah. Dan semua menuruti. Seisi kelas mendadak hening, suasana ini jelas sama sekali bukan style kelas kami yang biasanya berisik seperti pasar dadakan. Bagaimana tidak, di kelasku semua anak langganan BK bermukim, mereka beranak pinak menjadi sebuah kaum elit dalam urusan peronaran di SMAN Budi Luhur.  Kelas kami memang terkenal nakal dan begajulan, seantero sekolah pun tahu, dan kami tidak ambil pusing.

Tak selang berapa lama Kemudian pak bekti masuk kedalam kelas, sebenarnya nama asli beliau adalah bekti Sudarjo, dia merupakan  guru matematika yang galaknya melebihi guru BK. Usianya 40 tahunan dan pak bekti ini telah lama menjadi musuh para pembuat onar. Dia disebut bandros berdasarkan filosofi aneh yang dibuat kaum pembuat onar, sebutan Bandros diambil karena bandros adalah minuman tradisonal yang berwarna coklat keruh, warna coklat keruh menjadi simbol jika berurusan dengan dia suasana akan menjadi runyam, keruh tidak ada harapan. Sebenarnya filosofi tersebut sangat aneh dan tidak nyambung sama sekali, namun karena banyak siswa yang ikut-ikutan memanggilnya dengan sebutan bandros, maka nama itu menjadi sebuah julukan yang terpatri kuat dengan  sosok pak bekti ini. sampe kami terkadang lupa siapa nama asli dia sebenarnya

“pagi..!!” ucap pak bekti dengan wajah dinginya. Matanya yang tajam di sertai kumis hitamnya yang lebat menambah angker sosok dirinya
“pagi pak” jawab kami serentak..
Matanya melihat ke sekitar ruangan, mungkin ia asing dengan suasana kelas kami yang begitu tenang tidak seperti biasanya
“begini dong, dikelas harusnya tenang, tidak ada guru tetap belajar..”
“kita aslinya memang rajin pak”
“iya pak bener bener..”
“sstt..baru aja di puji udah ribut  lagi..” wajahnya yang semula tampak senang tiba-tiba muram, dengan matanya yang tajam memincing di bawah kacamata yang ia pakai. kami kemudian berusaha untuk tenang agar kelas kembali kondusif, setelah itu barulah pak bekti mau bicara kembali
“udah ributnya?? Kalau sudah biar bapak bicara, hari ini bapak bawa siswa baru dan akan mulai belajar di kelas ini...jadi mohon semuanya bersikap baik ya..”
“ayo masuk...”

Kami menanti murid baru yang pak bekti panggil itu, beberapa siswa lelaki terlihat berdebar-debar, mereka sudah berpikir jika murid baru itu adalah perempuan

“ih bukan awewe ey, lalaki..” ucap tio dengan bahasa sunda nya yang kental, sangking penasaran ia berusaha mengintip dari balik kaca jendela, namun karena jendela itu tidak bisa dibuka, ia hanya berhasil melihat sedikit sosok yang berada di balik pintu

Tak berselang lama kemudian, gagang pintu di buka, masuklah murid baru yang membuat kami sangat penasaran. Murid baru itu ternyata seorang pria, dan dia tampan!! Dia cukup tinggi, dan kulitnya putih, ia punya badan yang altetis untuk pria seusianya, dan rambutnya hitam gondrong sebahu yang ia gerai begitu saja tanpa poni, terlihat sedikit tidak rapih tapi disisi lain justru menambah aura maskulinya, maka wajar saja para wanita berbisik dan senyum-malu, kehadiran murid itu barangkali menjadi angin segar karena ada seorang pria tampan di kelas kami.

“si anjing!!!!´tiba-tiba dewa yang duduk di sebelah dony mengumpat begitu keras, ia tidak mengindahkan kehadiran pak bekti yang masih berdiri di depan kelas
“cari mati..!!”
“habisin aja!!”

Entah apa yang terjadi, tapi situasi yang tadinya cukup baik berubah tidak kondusif, para pria terlihat emosi ketika murid baru itu datang, mereka bahkan seperti sudah tahu siapa pria yang berdiri di depan kelas, situasi tambah kacau ketika dewa terus-terusan memprovokasi. Anehnya pak bekti justru terlihat tenang, dia seperti sudah menduga ini akan terjadi dan kami para wanita menyakiskan situasi itu dengan bingung dan takut
“heh ada apa ini?”
“enggak tau, serem ih..” ujar mira padaku
“diam semuanya!!!”
“dewa kamu diam!!!”
“saya hukum semua kalo tidak tenang!!”

Suara pak bekti tidak di indahkan, dewa semakin menantang murid tersebut. Bahkan dia hendak maju kedepan, tapi dony menahan sahabatnya itu, tanpa teriak atau melakukan apa-apa, ia hanya menahan tangan dewa, dan entah apa yang terjadi dewa langsung menurut dan duduk kembali ke kursinya. Ya diantara siswa lelaki lain, dony yang terlihat tenang, dia tidak terprovokasi dan terus menatap murid baru itu, dan aku menyaksikan hal yang sama, murid baru itu sama sekali tidak gentar meski ia mendapat sambutan kasar dari para siswa pria, dia bahkan sempat tersenyum sinis dan semakin membuat para siswa pria terprovokasi

“tenang semuanya..” ujar doni berteriak!!
Mendadak semua hening, hanya satu intruksi dari doni dan semua diam, mereka duduk kembali ke kursinya meski emosi masih tergambar dari wajah mereka
“sudah tenang..??hheh? “ pak bekti menghambil nafas, tampak lelah meski ia sedari tadi terlihat diam tidak melakukan apa-apa
“ayo kenalkan dirimu..” ujar pak bekti pada murid baru itu

Murid itu kemudian maju satu langkah, ia melemparkan pandanganya kedepan, melihat situasi kelas dan para siswa dan pandanganya terhenti pada dony , pada saat yang sama dony melihat murid itu dengan pandangan penuh arti, sulit aku gambarkan, yang jelas, ada sebuah emosi besar yang mereka tahan dan terpancar di kedua matanya
“kenalkan, gue reza prayoga..”

Ia menatap langsung dony, nada bicaranya seperti tengah menyapa teman lama, namun tidak ada keramahan atau bahagia, ia berbicara seolah tengah memprovokasi. Di lain sisi, doni menanggapi tak kalah dingin, menyilangkan kedua tanganya sambil tertawa kecil, kemudian menatap murid baru itu dengan pandangan merendahkan. Riuh masih muncul saat reza memperkenalkan dirinya, suasana semakin kacau, tapi kekacauan itu sendiri tidak berhenti saat itu, paling tidak bagiku, sejak kemunculan murid tersebut, hidupku  berubah dan tak sama lagi seperti dulu


1 comment:

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete