Sunday 21 February 2021

Menelaah stereotype di balik wanita pintar susah cari pasangan



Tadi siang saya nonton video podcast nya Deddy Corbuzier dengan Marchella Fp, penulis buku best seller “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ atau NKCTHI, iya buku fenomenal yg jadi kitabnya para millenial 20-tahunan, dimana petikan kalimatnya banyak sekali dijadikan quote of the day pengisi caption di story instagram orang-orang. Dan sejujurnya, saya telah menonton podcast deddy cobuzer dengan marchella itu berkali-kali meski video podcast itu sendiri sudah di publikasikan tahun 2020 lalu. Dan Agak jarang memang saya menonton podcast sampai berulang kali, apalagi ditengah gempuran video mukbang korea dan godaan serial netlix yang maha dahsyat, membuat video podcast menjadi tontonan optional kesekian yang sering kali tidak terjamah.


Terlebih di video podcast tersebut, Sebagai seorang wanita dan melihat wanita lain dengan begitu antusias, sudah tentu rasanya saya tidak mencari keindahan visual dari seorang Marchella Fp karena dia wanita , ataupun om Deddy cobuzer, karena dia om-om. Saya murni menikmati obrolan mereka karena  sangat unik dan menarik. bhaa


Dari video podcast tersebut, saya bisa liat Sisi lain dari seorang Marchella fp, yang ternyata sangat humoris dengan sense of humor nya bukan kaleng-kaleng. Dia sosok yang cerdas dan hal itu terlihat dari cara ia berbicara, ketajaman berpikirnya juga tampak dari selorohnya yang spontan, seperti ketika ia dapat mengimbangi obrolan absurd deddy corbuzer tentang asal muasal rumah keong alih-alih membahas project buku dan film yang sejatinya harus lebih concern di bahas pada podcast itu. respon nya yang agak tengil, sering menyeletuk asal tapi satire namun ketika di pikir lagi, ucapan spontanitasnya justru sangat masuk akal. hal ini menjadi daya tarik tersendiri.



Dan meski dia cantik, pintar dan mapan, fakta lain yang manarik bahwa seorang Marchella Fp adalah seorang jomblo alias tidak punya pasangan. Hal itu ia jawab dengan sedikit terdesak setelah  Deddy corbuzer terus mencecar ia dengan pertanyaan yang menyinggung kehidupan pribadinya. Pernyataan Marchella tentang kehidupan percintaanya tersebut sebenarnya tidak terlalu membuat Deddy kaget, ia seperti sudah menduga sejak awal jika marcella memang tidak punya pasangan. Deddy bahkan dengan percaya diri menjugde bahwa marchella tipikal wanita yang menomer-duakan menikah sehingga apatis terhadap pria, meskipun hal tersebut langsung dibantah oleh Marchella sendiri.


Sebentar, reaksi judgemental deddy pada Marchella tentang kehidupan percintaanya ini sepertinya memang tidak asing di telinga. Reaksi skeptis tersebut memang seringkali di layangkan orang-orang pada teman, sahabat atau kerabat wanita yang dilabeling lingkungan sosialnya sebagai wanita cerdas ketika kebetulan mereka jomblo alias tidak punya pasangan. Dan Marcella Fp hanya lah salah satu contoh. Sosoknya  semakin memantapkan stigma yang sudah mengakar di benak kebanyakan orang bahwa wanita cerdas memang susah cari pasangan.


Lantas, apakah yang membuat wanita cerdas susah mendapatkan pasangan? Karena jika di pikir kembali tentu mempunyai pasangan yang punya otak encer dan pandai menjadi salah satu anugrah yang seharusnya di syukuri, bukan begitu Hyung?

 

Untuk menjawab hal tersebut, saya mencari referensi dari essai dan jurnal penelitian sebagai salah satu upaya melihat fenomena ini menggunakan pendekatan yang lebih ilmiah dan masuk akal, ketimbang langsung ikut mengiyakan stereotype yang sudah ada. Niat banget emang bhaa

 

Hasilnya,Sejumlah peneliti di University of Buffalo, University of Texas, dan California Luthern University melakukan ekperimen pada 105 pria. Para pria ini di pertemukan dengan sejumlah wanita yang menunjukan kecerdasanya dalam berbagai bidang, seperti sains, matematika bahkan sastra inggris. Kemampuan rata-rata para wanita ini mengungguli kemampuan para pria. Kemudian para peneliti meminta para pria untuk memberikan nilai kepada para wanita jika mereka cocok untuk di jadikan potensial partner. Hasilnya, para pria memang menunjukan ketertarikan kepada wanita yang lebih cerdas.

 

Namun dalam eksperimen berikutnya, para pria ini di minta untuk berhadapan dan melakukan interaksi langsung dengan para wanita yang berasal dari berbagai latar belakang. Dan secara mengejutkan, ternyata para pria cenderung menghindari para wanita dengan IQ tinggi atau lebih pintar dari mereka karena merasa tidak ingin di ungguli.

 


Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, melansir dari www.theatlantic.com Jennifer Wright seorang jurnalis dari Thegloss melakukan wawancara dengan reporter lain dari website keuangan terkemuka, CNBC, Jhon Carney, dan 9 pria “cerdas” lainya dari beragam latar belakang, terkait alasan banyaknya penelitian yang mengatakan rata-rata pria lebih menyukai wanita yang kecerdasanya di bawah mereka. Menurutnya wanita yang tidak terlalu cerdas memiliki waktu luang yang lebih banyak sehingga mereka tidak hanya memprioritaskan hidup mereka tapi hidup pasanganya juga. Hal tersebut membuat pria menjadi lebih nyaman. Sedangkan wanita cerdas cenderung visioner, mandiri dan lebih baik secara finansial, hal tersebut membuat para pria terganggu meskipun wanita cerdas sangat menarik.

 

Dari dua penelitian yang di lakukan pada subjek dan metode berbeda tersebut, di  dapat 1 kesamaan  yang menarik. Para pria cenderung memiliki ketertarikan dan kekaguman pada wanita cerdas dalam kondisi umum, akan tetapi jika tingkatan itu masuk pada arah yang lebih serius seperti pacaran atau pernikahan, para pria justru lebih memilih untuk berhenti . Hal ini karena pria merasa kepercayaan dirinya menurun, sampai takut kehilangan dominasi maskulinitas sebagai seorang pria dalam menjalin hubunganya. Hasil penelitian tersebut juga secara tidak langsung memberikan pemahaman baru terkait persepsi umum  jika wanita cerdas kesusahan mendapat pasangan karena terlalu pemilih dan menetapkan standar yang tinggi dalam memilih pasangan. Karena bisa saja faktor pemicunya berasal dari hal lain di luar kemampuan si wanita . Seperti rasa insecure para pria yang terlalu cepat sebelum melakukan pendekatan dengan wanita cerdas. Dengan kata lain, kesendirian para wanita cerdas tidak selalu di sebabkan karena dirinya sendiri.


Meski begitu bukan berarti wanita cerdas tidak bisa di cintai dan akan selalu menjomblo atau tidak punya pasangan. ingat, hasil penelitian sejatinya masih bisa di perdebatkan apabila kita mempunyai keinginan dan waktu luang untuk memperdebatkanya. Bhaaaha


Dan jika diperhatikan kembali, alasan jomblo atau tidak jomblonya seseorang bisa beragam penyebabnya. Sebagai bukti masih banyak pula wanita cerdas yang tidak jomblo dan kisah cintanya justru lancar-lancar saja.  Seperti siapa hayoo?sebutkan dalam hati hyung

 

menurut pemikiran bijak saya sebagai ketua komite muda mudi kasmaran nusantara, wanita cerdas sama halnya dengan wanita lain yang akan jatuh cinta juga jika sudah bertemu dengan laki-laki yang tepat di mata mereka. Salah satunya pria yang menerima mereka apa adanya tanpa harus membuat para wanita ini berubah agar bisa seperti orang lain. Dan keterbukaan untuk menerima justru bisa memunculkan kenyamanan yang akhirnya berubah menjadi rasa cinta. Hanya saja, kriteria pria yang bisa membuat nyaman wanita cerdas agak berbeda memang, oleh karena itu, seyogyanya para pria harus menerapkan pola pendekatan berbeda jika ingin mendapakan wanita cerdas damban hati.

 

Ibarat lagu ari lasso, sentuhlah dia tepat di hatinya. Itu relate dan benar sekali.  Berdasarkan pengamatan pribadi, kebanyakan wanita cerdas tidak bisa langsung luluh hatinya meski di sodorkan pria ganteng atau pria dengan dompet tebal sekalipun. Kebanyakan mereka tidak mengutamakan hal materialis dalam menentukan pasangan. mereka justru lebih mencari pria yang memiliki value dalam dirinya, misalnya karena pria tersebut pintar, enak di ajak mengobrol atau diskusi, atau pria itu seorang pekerja keras dan bertanggung jawab. 


Value itu penting, seperti halnya uang, apabila tidak bervalue alias tidak bernilai, ia hanya selembar kertas seberat 0.008 gr yang mudah terbawa angin malam jalur pantura. Nilai atau value seorang pria pun bisa di tentukan dari personality yang ia miliki. Dan hal tersebut justru sering kali membuat wanita cerdas luluh dan akhirnya melabuhkan cintanya pada pria tersebut. Kemudian pada akhirnya, tidak ada klasifikasi antara wanita cerdas dan wanita biasa saja di hadapan cinta. Bukankah begitu, Hyung?

Cheers...

 

 

 

 

1 comment: